Para pemimpin Afrika, tokoh oposisi dan sosok berpengaruh di bidang sosial meningkatkan dukungan mereka untuk Kremlin, bahkan ketika citra Rusia di tempat lain sedang dicabik-cabik oleh perang di Ukraina.
beberapa pembela Presiden Rusia Vladimir Putin yang paling vokal adalah pan-Afrika, pendukung doktrin persatuan Afrika dan anti-imperialisme yang berkembang pada puncak Perang Dingin.
"Putin ingin mendapatkan negaranya kembali," kata Kemi Seba, seorang pan-Afrika Prancis-Benin, pada awal Maret 2022.
"Dia tidak memiliki darah perbudakan dan penjajahan di tangannya," tambah Seba.
Di Uganda, putra kuat pemimpin veteran Yoweri Museveni, Letnan Jenderal Muhoozi Kainerugaba, adalah pendukung kuat Putin lainnya.
"Mayoritas umat manusia (yang bukan kulit putih) mendukung pendirian Rusia di Ukraina," cuitnya di akhir Februari. "Putin benar sekali!"
Banyak negara Afrika menunjukkan dukungan mereka untuk Rusia, atau setidaknya ambivalensi diplomatik mereka, pada tahap awal krisis.
Pada tanggal 2 Maret, anggota Majelis Umum PBB memberikan suara besar-besaran untuk mengutuk invasi ke Ukraina. Tapi dari 35 negara yang abstain, hampir setengahnya, yakni 16 negara berada di Afrika.
Selain itu adalah Eritrea, yang memberikan suara menentang resolusi tersebut, sementara delapan negara Afrika lainnya tidak memberikan suara mereka.