IRONI GARAM DI NEGERI MARITIM
22Anjloknya harga garam di Kabupaten Cirebon dikeluhkan oleh banyak petani. Mereka berbondong-bondong menyalahkan pemerintah karena telah membuka keran impor terlalu besar. Alhasil, harga garam yang sebelumnya Rp750-Rp1000 per kilogram, anjlok menjadi Rp300-Rp500 per kilogram.
Pemerintah melalui Kemenko Maritim membantah jebolnya kuota impor sebagai penyebab jatuhnya harga garam. Agung Kuswandono, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim, menjelaskan bila harga garam yang anjlok adalah garam yang dengan kualitas K2 dan K3. Garam selain kualitas K1 (dengan kadar NaCl di atas 94 persen), kata Agung, tidak memenuhi standar pasar.
“Industri gak bisa pakai sembarangan garam. Bahasanya kan gini, masih untung garam K2 dan K3 itu dibeli. Karena itu (kualitasnya rendah), maka harganya pasti turun. Jadi gak bisa harga dan kualitas K2 dan K3 disamakan dengan K1,” kata Agung kepada awak media.
Kepada awak media, mereka menuturkan rendahnya kualitas garam disebabkan alih fungsi tambak. Sering kali, di beberapa sentra garam, kala musim kemarau tiba maka lahannya menjadi tambak garam. Namun, ketika berganti musim hujan, lahan tersebut akan dimanfaatkan untuk tambak bandeng atau udang.
===================================================
Baca selengkapnya di sini: https://www.idntimes.com/business/economy/vanny-rahman/alih-fungsi-lahan-disebut-turunkan-kualitas-garam-ini-respons-petani
?utm_source=youtube&utm_medium=youtube&utm_campaign=youtube
===================================================
Subscribe: https://www.youtube.com/c/IDNTimes
===================================================
Temukan informasi menarik lainnya di:
https://idntimes.com
https://www.facebook.com/idntimes/
https://instagram.com/idntimes
https://twitter.com/idntimes
===================================================