Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan membeberkan makna perubahan jika dirinya terpilih menjadi presiden di Pilpres 2024 bersama cawapresnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Awalnya, Anies membantah bahwa makna perubahan yang dimaksud adalah tidak ada kelanjutan dengan capaian yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dirinya mengatakan bahwa pembangunan tidak baru dilaksanakan di era pemerintahan Jokowi tetapi sejak era Soekarno menjabat sebagai presiden pertama.
Ia menegaskan bahwa seluruh Presiden RI melakukan sinergi terhadap pembangunan tetapi memiliki prioritas atau fokus masing-masing yang bakal dilakukan.
"No, tidak ada itu yang dinamakan tidak ada berkelanjutan. Kenapa? Memangnya kita baru mulai membangun dari tahun 2019, 2014, 2009, 2004, tidak."
"Kita ini membangun sudah (sejak) presiden (berganti) tujuh kali, ini ada proses pembangunan dan setiap presiden memberikan fokus perhatian kepada hal-hal tertentu yang kemudian menjadi satu rangkaian," ujarnya dalam program ROSI di YouTube Kompas TV, dikutip Jumat (8/9/2023).
Kemudian, Anies menjelaskan makna perubahan yang kerap menjadi jargon dirinya selama menjadi bacapres adalah menambahkan faktor keadilan dari tiap kebijakan yang akan diambilnya jika terpilih menjadi Presiden.
"Ya. Karena akan memasukkan faktor keadilan menjadi faktor penting dalam penyusunan kebijakan, bukan hanya efisiensi dan efektif tapi adil," ujarnya.
"Kita ingin desa-desa punya porsi pembangunan yang setara. Kita ingin kampung-kampung nelayan memiliki perhatian yang setara, kita ingin pendidikan umum dengan pendidikan pesantren punya porsi perhatian yang setara," sambung Anies.(*)