Rusia menuding Inggris ingin membumihanguskan wilayah Ukraina dengan memasok Kiev dengan amunisi depleted uranium.
Dilansir dari Tribunnews.com, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut dampak senjata pemusnah massal tersebut bukan hanya terjadi pada militer yang bertikai, tetapi setelah peperangan selesai.
Setelah terkontaminasi depleted uranium, lingkungan sekitarnya akan rusak dalam jangka waktu yang lama.
"Inggris, dengan memasok amunisi uranium yang habis ke Ukraina, ingin mengubah wilayahnya menjadi tanah yang hangus dan sunyi.
Tidak ada bahasa Rusia yang akan digunakan di sana, tidak ada bahasa Ukraina yang akan digunakan di sana, hanya akan ada keheningan. Seperti di Pripyat dan Chernobyl, " tulisnya di saluran Telegramnya pada hari Senin (10/4/2023).
Zakharova mengingatkan bahwa amunisi depleted uranium diproduksi secara massal dan digunakan dalam operasi NATO.
"Sebagian besar, operasi dengan amunisi semacam itu di kontingen NATO dilakukan oleh prajurit Italia. Area tanggung jawab tentara Italia di Yugoslavia termasuk wilayah di mana lebih dari setengah dari semua amunisi depleted uranium ditembakkan," dia menambahkan.
"Orang Serbia adalah korban pertama dan orang Italia di urutan kedua, mempelajari bagaimana depleted uranium mempengaruhi personel yang menggunakannya," kata Zakharova.
Dia menunjuk pada meningkatnya jumlah tuntutan hukum yang diajukan oleh orang Italia terhadap kementerian pertahanan negara itu.