Invasi Rusia ke Ukraina Picu Krisis Geopolitik dan Kemanusiaan Terburuk di Eropa, Kamboja Mengutuki

Subscribers:
1,680,000
Published on ● Video Link: https://www.youtube.com/watch?v=Xd5b0_tnMQU



Duration: 3:13
54 views
0


TRIBUN-VIDEO.COM - Perdana Menteri (PM) pada Senin (28/3/2022), mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Dia juga menggemakan seruan untuk gencatan senjata segera antara Rusia dan Ukraina yang dibuat oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang saat ini diketuai Kamboja.

Rusia seperti diketahui telah meluncurkan apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina lebih dari sebulan yang lalu.

Operasi ini dianggap telah memicu krisis geopolitik dan kemanusiaan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Kedua negara tersebut kini sedang terlibat dalam perundingan damai di Turki.

Hun Sen menyinggung sejarah pendudukan Kamboja oleh Vietnam dan meragukan kemampuan Rusia untuk merebut ibu kota Ukraina, Kyiv.

"Saya masih berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina melawan invasi," katanya di sela-sela acara peresmian rumah sakit, dikutip dari Reuters.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kamboja sebagai ketua ASEAN, blok negara tersebut telah mendesak pengekangan dan dialog, tetapi tidak menyebutkan peran Rusia dalam invasi.

Bagaimana dengan sikap negara ASEAN lain? Reuters melaporkan, dari 10 negara anggota ASEAN, hanya Singapura yang telah mengumumkan sanksinya sendiri terhadap Rusia, langkah yang sebenarnya jarang dilakukan oleh negara tersebut.
Singapura pada Sabtu (5/3/2022), mengumumkan sanksi terhadap Rusia yang mencakup kegiatan empat bank dan larangan ekspor barang elektronik, komputer, dan militer sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai "preseden berbahaya" Moskwa di Ukraina.
Sedangkan negara anggota ASEAN lainnya, seperti Indonesia, yang memegang kursi kepresidenan G20 tahun ini dan mengatakan akan tetap netral, telah menyuarakan keprihatinan tentang invasi, tetapi tidak sampai mengutuknya.
Malaysia juga sempat menyampaikan keprihatinan atas terjadinya konflik di Ukraina. Dilansir dari Channel NewsAsia (CNA), PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan pada Sabtu (26/2/2022), bahwa Malaysia sangat prihatin atas eskalasi konflik di Ukraina dan sangat mendesak semua pihak yang terlibat untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dan mencegah hilangnya nyawa dan kehancuran.

"Malaysia akan terus mendukung upaya tersebut untuk kepentingan menjaga perdamaian dan keamanan regional dan internasional, serta mempromosikan kemakmuran yang lebih besar," katanya pada konferensi pers di akhir kunjungan resmi tiga hari ke Thailand.

Thailand sendiri memilih sikap netral yang dimaksudkan untuk melayani "kepentingan nasional" dengan sebaik-baiknya.

Diberitakan Bangkok Post, Juru Bicara Pemerintah Thailand Thanakorn Wangboonkongchana pada Kamis (10/3/2022), menegaskan kembali posisi negaranya dalam perang di Ukraina, yakni tetap netral.

"Prioritas pemerintah adalah evakuasi warga Thailand dari Ukraina, sambil mengadvokasi perlunya solusi damai untuk 'krisis'," katanya.

Sementara, Vietnam tercatat telah bergabung dengan 34 negara lain di dunia yang memilih abstain dari pemungutan suara baru-baru ini pada resolusi PBB untuk mengecam Rusia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kamboja Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina, Bagaimana dengan Negara ASEAN Lain?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2022/03/28/181500970/kamboja-mengutuk-invasi-rusia-ke-ukraina-bagaimana-dengan-negara-asean?page=all#page2.
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L




Other Videos By TribunJakarta Official


2022-03-29Pedagang Siomai Diserang Orang Ga Berakhlak
2022-03-29YouTuber Reza Arap Sempat Disawer Rp 1 M oleh Doni Salmanan, Hanya Kembalikan Rp 950 Juta ke Polisi
2022-03-28Roman Abramovich Boss Chelsea dan Dua Juru Runding Ukraina Keracunan Senjata Kimia di Kiev
2022-03-28Crazy Rich Demak Beraksi, Adakan Hajatan Pernikahan, Bagikan 25 Kg Beras dan Uang pada Tamu Undangan
2022-03-28Penumpang KRL Kesal Gara-gara Tertahan 30 Menit saat Masuk Stasiun Manggarai
2022-03-28Bahan Bakar Jenis Solar Langka, Dirut Pertamina Menduga Ada Penyelewangan Perusahaan Sawit
2022-03-28🔴 KABAR JABODETABEK - Dua Pengamen Ini Takut dan Kembalikan Kucing ke Pemiliknya
2022-03-28Kronologi Kecelakaan Mobil D'Masiv di Situbondo, Rian Sedang Tertidur, Sopir Diduga Mengantuk
2022-03-28Suami Bunuh Istri di Rejang Lebong, Kembaran Korban Beberkan Firasat Tak Enak Sebulan Terakhir
2022-03-28Aksi Begal Motor di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Delapan Pelaku Rampas Motor Modus Debt Collector
2022-03-28Invasi Rusia ke Ukraina Picu Krisis Geopolitik dan Kemanusiaan Terburuk di Eropa, Kamboja Mengutuki
2022-03-28Aktivis hingga Jurnalis Berani Nyatakan Pro Ukraina, Kini Jadi Target, Diteror Potongan Kepala Babi
2022-03-28🔴 TRIBUNNEWS LIVE UPDATE SORE: SENIN 28 MARET 2022
2022-03-28🔴 TRIBUN TRAVEL UPDATE: SENIN 28 MARET 2022
2022-03-28🔴 TRIBUNNEWS LIVE UPDATE SIANG: SENIN 28 MARET 2022
2022-03-28🔴KABAR BOGOR - Daftar Panjang Artis Terseret Kasus Investasi Bodong
2022-03-28Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Indonesia Selasa, 29 Maret 2022: 17 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
2022-03-28Update Kasus Covid-19 di Indonesia Senin 28 Maret 2022: Tambah 2.798 Kasus Baru, 104 Jiwa Meninggal
2022-03-28Prakiraan Cuaca DKI Jakarta, Selasa 29 Maret 2022: Jakut dan Kepulauan Seribu Hujan di Pagi Hari
2022-03-28🔴KABAR JABODETABEK - Ketua RT di Serpong Jadi Langganan Panggilan Tim Densus 88
2022-03-28🔴KABAR JABODETABEK - Warga Marunda Kembali Demo Minta Presiden Jokowi Turun Tangan



Tags:
TRIBUNJAKARTA
Tribunnews
Tribun-Video
Jakarta
Jabodetabek
kamboja
asean
rusia
ukraina
invasi rusia-ukraina
perang dunia II