🔴JEJAK ISLAM: Sejarah Islam di Kampung Arab Manado
TRIBUN-VIDEO.COM - Matahari tengah berada di puncaknya saat kami mendatangi Kampung Arab di Kelurahan Istiklal, Kecamatan Wenang Kota Manado
Panas terik terasa membakar di kulit, namun tak menyurutkan langkah kami menelusuri setiap lorong dan sudut-sudut penting yang ada di kampung ini.
Kami mencari tahu jejak-jejak sejarah dari kampung ini.
(Mner Reiner)
Kampung Arab di Manado sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Penduduk awal Kampung Arab umumnya berasal dari Arab dan Hadramaut atau sekarang negara Yaman.
Kehidupan mereka selain berdagang juga menyebarkan agama Islam.
Di antara orang-orang Arab yang datang menetap antara lain: Alan, Syawie, Bakhtiar Bin Thalib, dan Bachmid.
Ketika orang-orang Arab mendatangi wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kampung Arab, di sana juga telah menetap keluarga-keluarga yang beraga Islam lainnya.
Sebelum orang Arab menempati tempat pemukiman baru (kampung Arab) belum ada masjid, yang ada hanya surau yang didirikan oleh orang-orang Islam Ternate.
Pada tahun 1804 orang-orang Arab mulai mendirikan masjid yang dinamakan Masjid Al Mashyur sesuai dengan nama pendirinya.
Kampung Arab mulai dicatat pada tahun 1850-an.
Pada 1866 orang Arab yang ada di Manado sebanyak 11 orang.
Jumlah ini mengalami perkembangan pada 2 tahun kemudian. Tepatnya pada bulan Desember 1868 jumlah orabg Arab adalah 16 jiwa. Pada tahun 1872 menjadi 18 jiwa.
Dan pada tahun 1930 jumlahnya meningkat pesat, yakni 315 laki-laki dan 270 wanita.
Di masa kolonial, orang-orang Arab sebagaimana juga orang Cina digolongkan sebagai Orang Timur Asing.
Orang-orang Arab kala itu mempunyai kepala kampung sendiri yang disebut wijkmeester, dan kepala kaum yang oleh Belanda diberi jabatan dengan pangkat tituler Luitenant alias Letnan Tituler.
Meski berada di wilayah Distrik Manado, orang-orang Arab kala itu tidak tunduk kepada Kepala Hukum Besar, namun berada langsung dibawa kendali Residen Manado melalui Kontrolir Manado.
Setelah Indonesia merdeka, nama kampung Arab diubak menjadi Kelurahan Istiqlal yang berarti Kemerdekaan.
Meski begitu, hingga kini nama Kampung Arab masih tetap disebut masyarakat.
Kampung Arab sebagaimana juga Kampung Islam di Manado hingga kini merupakan kampung yang sering dikunjungi kaum Muslimin di Sulawesi Utara.
Setiap bulan puasa, Kampung Arab menjadi pusat keramaian orang-orang Islam.
Di Kampung Arab ada satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat dan sudah berlangsung sejak lama yaitu tradisi Iwadh.
Kegiatannya dilaksanakan pada hari kedua setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Inti dari tradisi Iwadh adalah pembacaan doa pada setiap rumah oleh Imam masjid dan jamaah.
Kegiatan ini merupakan ajang silaturrahmi bagi masyarakat keturunan Arab yang ada di Manado maupun yang berada di perantauan (yang pernah tinggal di Kampung Arab) Manado.
#ramadan
#jejakislam
#kampungarab
#manado
#tribunkaltim