Rusia tidak mengendorkan serangannya di Ukraina meski perang memasuki tahun kedua.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu justru berjanji untuk meningkatkan pasokan amunisi ke pasukan Rusia di Ukraina.
Pada Sabtu (1/4/2023) Shoigu menyebut Rusia secara signifikan meningkatkan produksi amunisi untuk mendukung pasukannya dalam konflik Ukraina.
Ia menyampaikan sambutannya saat bertemu dengan pejabat tinggi militer di markas besar staf gabungan angkatan bersenjata Rusia.
Di sana, dia diberi pengarahan tentang situasi medan perang saat ini sambil juga mengangkat masalah memasok amunisi kepada tentara.
Dalam video yang diunggah ke Telegram oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Shoigu tampak memimpin pertemuan dengan personel militer senior.
Termasuk Jenderal Balery Gerasimov, tentara Rusia yang paling senior.
Shoigu mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Rusia akan mengambil langkah-langkah untuk menambah stok amunisi para pasukan yang ad di garis depan.
Shoigu dalam beberapa bulan terakhir mendapat kecaman keras dari pendukung garis keras kampanye Rusia di Ukraina, termasuk Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner, yang menuduhnya gagal memasok amunisi yang cukup untuk pasukan di garis depan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menyatakan siap berperang 'selamanya' apabila perang di Ukraina berakhir.
Hal tersebut untuk menanggapi aliansi negara Barat yang dianggap mengancam eksistensi negaranya.
Pada perkembangan lain, seorang pejabat militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah berhasil maju di garis depan timur kota Bakhmut.
Ia menambahkan bahwa pejuang mereka masih bertahan dalam pertempuran yang telah berlangsung beberapa bulan.
Pembaruan rutin dari think-tank Amerika Serikat (AS), Institute for the Study of War, tampaknya mendukung hal ini.
ISW mendapat rekaman geolokasi yang diterbitkan pada 28 dan 29 Maret yangmenunjukkan bahwa pasukan Rusia bergerak maju di Bakhmut selatan dan barat daya.(*)