Fakta Terbaru Serangan Misil di Stasiun Kramatorsk, Korban Tewas Naik Jadi 50
TRIBUN-VIDEO.COM - Pemerintah Ukraina menyalahkan pasukan militer Rusia atas serangan misil yang terjadi di stasiun kereta Kramatorsk, pada Jumat (8/4/2022).
Terkait serangan tersebut, pemerintah Rusia telah tegas membantah terlibat.
Kini korban jiwa akibat serangan itu diketahui telah naik menjadi 50 orang.
tip TribunWow.com dari bbc.com, berikut sejumlah fakta terbaru terkait serangan di stasiun Kramatorsk.
Walikota Kramatorsk, Oleksandr Honcharenk menjelaskan, momen serangan ini terjadi bertepatan saat warga menunggu kedatangan kereta pertama dalam rangka evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu kepala perusahaan kereta api Ukraina Oleksandr Kamyshyn menyatakan ada dua misil yang menghantam stasiun Kramatorsk.
Nathan Mook, seorang sukarelawan melihat banyak warga berkumpul di tempat kejadian perkara (TKP) saat serangan terjadi.
Ia mengaku mendengar lima hingga sepuluh ledakan di TKP.
Kantor kejaksaan Ukraina mengumumkan pada saat serangan misil terjadi, di TKP ada sekira empat ribu warga yang sebagian besar terdiri dari anak-anak dan wanita.
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko awalnya menuding Rusia menggunakan misil jenis Iskander.
Namun tak lama kemudian Pavlo meralat pernyataannya dan mengumumkan bahwa serangan di Kramatorsk dilakukan menggunakan misil Tochka-U.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengiyakan bahwa serangan di Kramatorsk menggunakan misil Tochka-U.
Tochka-U sendiri menurut ahli senjata dari Amnesti Internasional adalah misil yang sangat tidak akurat.
Saking tidak akuratnya, misil tersebut bisa melenceng setengah kilometer atau lebih dari target sebenarnya.
Rusia menyatakan misil jenis Tochka-U tidak mereka gunakan baik dipasukan militer Rusia maupun di Republik Donbass.
Ketua Komite Investigatif Rusia, Alexander Bastrykin menyatakan telah mengeluarkan instruksi untuk menyelidiki serangan provokasi yang terjadi di stasiun Kramatorsk.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan Rusia, misil yang menghantam Kramatorsk berasal dari pasukan militer Ukraina yang bermarkas di Dobropolye yang berjarak 45 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP).
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, sebagai informasi, stasiun ini merupakan rute utama evakuasi warga ke luar dari timur Ukraina.
Dari foto yang diperoleh bbc.com, tampak sejumlah mobil dalam kondisi hancur.
Terdapat juga puing-puing misil milik tentara Rusia.
Di bagian samping misil tertulis "Untuk anak kami."
Dalam foto yang lain tampak jasad-jasad manusia bertebaran di jalan, sejumlah barang bawaan terpantau ditinggalkan pemiliknya seusai serangan terjadi.
Menanggapi serangan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung bereaksi menggunakan akun sosial media miliknya.
"Ini adalah kejahatan yang tidak mengenal batas," tulis Zelensky.
Zelensky menjelaskan, warga ynag berada di Kramatorsk adalah mereka yang menunggu untuk dievakuasi.
Menurut Zelensky, pasukan militer Rusia yang kalah di medan perang melawan tentara Ukraina, akhirnya membalas dengan cara mengincar warga sipil.
Menanggapi serangan ini, pemerintah Rusia tegas membantah.
Kementerian Pertahanan Rusia menuding serangan yang terjadi di stasiun Kramatorsk adalah sebuah bentuk provokasi dan bukan berasal dari Rusia.
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang pecah pada 24 Februari 2022 lalu sudah berlangsung selama satu bulan lebih, kini mendekati dua bulan.
Negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina terakhir disebut sempat menunjukkan kemajuan yang baik namun kini kembali mengalami kemunduran.
Pemerintah Rusia saat ini menyatakan ingin agar konflik yang terjadi di Ukraina segera berakhir.
Unformasi ini disampaikan oleh juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, yakni Dmitry Peskov.
Pada Kamis (7/4/2022), Peskov menyampaikan ada dua skenario berakhirnya konflik di Ukraina.
Skenario pertama adalah pasukan militer Rusia mencapai tujuan operasi militer spesial.
Lalu skenario lainnya adalah adanya kesepakatan negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina.
Peskov mengatakan, pemerintah Rusia berharap konflik dapat berakhir dalam beberapa hari ke depan.
Menurut keterangan Peskov, negosiasi damai hanya bisa tercapai apabila Ukraina setuju dengan syarat yang diajukan oleh Rusia.
Peskov menjelaskan, satu dari beberapa tujuan operasi militer Rusia di Ukraina adalah untuk menghindari potensi konflik yang lebih besar hingga perang dunia ke-3 yang kemungkinan besar akan melibatkan senjata nuklir.
Peskov menyoroti potensi konflik yang bakal terjadi apabila Ukraina bergabung dengan NATO lalu mencoba merebut Crimea menggunakan kekuatan militer.
Rusia memandang NATO bukanlah aliansi militer yang pasif hanya untuk bertahan.
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Korban Tewas Naik Jadi 50, Ini Fakta Terbaru Serangan Misil di Stasiun Kramatorsk, https://wow.tribunnews.com/2022/04/09/korban-tewas-naik-jadi-50-ini-fakta-terbaru-serangan-misil-di-stasiun-kramatorsk?page=all.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko