TRIBUN-VIDEO.COM - Kebijakan ekonomi Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap bisa menghancurkan negara Eropa.
Hal itu lantaran Putin menerapkan penggunaan rubel dalam perdagangan energi Rusia.
Bahkan, Rusia menyebut tak akan memasok gas secara gratis ke wilayah Uni Eropa.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov memberikan penegasan.
Penegasan Moskow ini menjadi strategi penting Rusia melawan sanksi dan tekanan keras negara negara barat yang dipimpin AS.
Pihaknya juga tak akan memasok gas secara gratis jika Uni Eropa menolak membayar pembelian mereka dalam mata uang rubel.
Seorang ekonom AS pun memberikan tanggapannya.
"Negara-negara yang memberikan sanksi yang telah melanggar semua kontrak mereka dengan Rusia tidak memiliki hak untuk mengeluh,” katanya.
Hal yang dilakukan Putin dianggap wajar, namun dapat menghancurkan negara di Eropa.
"Tidak masuk akal bagi Rusia tetap menghidupkan ekonomi negara-negara yang mengirim senjata ke Nazi Ukraina, dan untuk membunuh orang Rusia," imbuhnya.
Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin pada 23 Maret 2022 memerintahkan Bank Sentral Rusia dan pemerintah mencari cara pembayaran rubel untuk ekspor gas.
Hal itulah yang membuat Putin menerapkan kebijakan baru tersebut.