Komandan militer Ukraina mengungkap, Rusia menggunakan taktik "bumi hangus" saat berjuang untuk merebut Bakhmut.
Tentara Kremlin menghancurkan bangunan dan posisi dengan serangan udara dan tembakan artileri.
Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky, merupakan komandan pasukan darat Ukraina yang mengawasi kampanye Bakhmut.
Taktik tersebut melibatkan penghancuran aset atau sumber daya yang dapat berguna bagi kekuatan musuh.
Ukraina sebelumnya menuduh Rusia menggunakan taktik serupa di medan pertempuran lainnya.
Bakhmut telah menjadi medan pertempuran terberat dari perang antara pasukan Rusia dan Ukraina, di mana kedua kubu saling berupaya menguasai kota selama beberapa bulan terakhir.
Baik militer Kiev maupun Moskow sama-sama mengalami kerugian besar dalam pertempuran yang kerap digambarkan sebagai "penggiling daging".
Syrsky menggambarkan situasi di Bakhmut.
Pasukan Ukraina sebagian besar didorong keluar dari pusat kota dan mengandalkan rute pasokan yang genting untuk mengirimkan senjata dan personel, sebagai “sulit tetapi terkendali.”
Pasukan Moskow dalam beberapa pekan terakhir terus maju dalam pertempuran dari rumah ke rumah disertai dengan artileri berat dan tembakan mortir.
Mereka berusaha untuk mengklaim kemenangan militer signifikan pertama mereka dalam beberapa bulan.
Pada Senin pagi, media pemerintah Rusia memposting klip video yang menunjukkan Denis Pushilin pemimpin yang dipasang Rusia di wilayah Donetsk, berdiri di alun-alun pusat kota di samping gedung-gedung administrasi yang telah menjadi puing-puing.
Pushilin, menyalahkan Ukraina atas kehancuran kota dan mengatakan Rusia mengevakuasi warga sipil dari daerah tersebut.
Tuan Pushilin mengatakan pasukan Rusia menguasai sekitar 75% Bakhmut tetapi pertempuran sengit masih terjadi di bagian barat kota.
Perjuangan untuk Bakhmut telah berlangsung selama 10 bulan.
Pejabat Barat dan Ukraina mengatakan Rusia telah kehilangan puluhan ribu orang dalam penaklukannya atas kota itu karena telah melemparkan gelombang pasukan manusia ke posisi Ukraina.(*)